A. D. Pirous Guru Yang Selalu Tersenyum
beerita.id – Pesan singkat yang saya terima dari sahabat kurator Bapak Merwan Yusuf yang berbunyi “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun telah meninggal dunia guru kami Bapak A.D Pirous di IGD RS Borromeus pada hari selasa 16 April 2024, sekitar pukul 20.00WIB….” tentu ini sangat mengejutkan karena saya masih sempat saling menyapa sekitar seminggu yang lalu.
Berita ini membuat saya sedih dan sejenak termenung, saya merasa kehilangan seorang sahabat yang sekaligus sebagai guru yang selalu memberikan semangat. Seketika saya membayangkan sebuah wajah yang selalu tersenyum dari seorang yang sabar dan tak perna bosan untuk membagi ilmu.
Sebulan yang lalu, tepatnya sehari setelah Prof. A.D. Pirous merayakan Ulang Tahun ia sempat menyapa dalam pesan singkatnya “Saudara Hamid, sejak kemarin saya sudah hidup dengan usia 92 tahun. Dan rasanya saya sudah tidak dapat menjalankan puasa seperti biasanya, namun tetap dengan kesyukuran yang sama. Semoga anda selalu bahagia Hamid, dan kreatif, amin. “ saya tidak pernah menyangka ternyata ini adalah pesan terakhir pak Pirous.
Perkenalan saya dengan pak A.D. Pirous sebetulnya sudah lama dan terjalin dengan baik, saya sering berkunjung di kediamannya yang nyaman di jalan Bukit Pakar Timur Bandung. Selalu berdiskusi sampai malam sambil menikmati koleksi lukisannya yang ia dapat dari teman-temannya di manca negara.
Saya teringat pada suatu kesempatan pak A.D. Pirous mengatakan ” Berkesenian itu meleburkan diri kedalam kemanusiaan, tampilkanlah dia sesederhana mungkin dan sehangat mungkin. “ kata-kata itu sempat ia tulis di selembar kertas lalu diberikan saya dan ini bukanlah kesan tulisan satu-satunya yang saya terima, karena ada beberapa kesan yang ia tulis lalu diberikan saya untuk disimpan. Mungkin pak A.D. Pirous tahu saya menyukai dan menyimpan kesan-kesan yang ditulis oleh beberapa sahabat saya.
Setiap bertemu ataupun menelpon saya selalu menawari, pak A.D. pirous pingin apa dari Surabaya? pak A.D. Pirous dengan tersenyum meminta ikan asin Sileman kesukaannya. Pak Pirous kadang mengirim surat yang disertakan dengan kue-kue kering khas Bandung, mengenai isi suratnya biasanya tak luput dari kata-kata penyemangat. Dalam salah satu suratnya pak Pirous pernah menuliskan “Saudara Hamid jangan pernah putus asa dalam berkarya. Semakin banyak gagal, semakin dekat kepada sukses”.
Terasa sangat sulit untuk dilupakan karena pak A.D Pirous adalah guru yang luar biasa, seorang yang humanis. Terima kasih atas persahabatan yang manis dan ilmu yang tak ternilai. Penyair Rumi pernah mengatakan kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintai.
Selamat jalan guru yang selalu tersenyum.