Cara Pandang Fabiola yang Estetik
beerita.id – Keindahan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak lama dan saya rasa setiap manusia menyenangi keindahan dalam segala bentuk dan tingkatannya, keindahan biasanya dalam satu sisi mudah dinikmati dan dirasakan tapi di sisi yang lain kadang tidak mudah untuk dipersepsikan dan itu tidak lepas dari cara kita untuk mengapresiasikan sebuah karya seni.
Berangkat dari bagaimana seorang Fabiola melihat dan mengkaji keindahan dalam pencariannya untuk mengamati benda benda di sekelilingnya, ia mempunyai selera estetik yang berbeda, kejelian Fabiola menangkap hal hal yang tak tersentuh mata orang lain yang menyangkut nilai estetika, membaca sesuatu yang sederhana yang sama sekali tak diperhitungkan untuk mencari keindahan yang tersembunyi di dalamnya. Dengan cara menyajikan sesuatu yang lain dari obyek obyek yang biasa menjadi obyek yang bernilai estetik, ada hal hal yang tersembunyi yang bersifat artistik tapi tak banyak orang menyentuhnya.
Untuk menangkap obyek obyek yang menarik dengan mata lensa kamera dan memperjelas keindahan tekstur dari benda benda yang dibidik dan ditangan Fabiola keindahan ini tertangkap. Saya melihat foto foto dengan obyek yang sangat sederhana disekitar rumahnya seperti lumut di lantai, tiang listrik, dinding berjamur, dinding retak, kayu lapuk, kulit kulit pohon, jika kita mengamati hasil hasil rekam kameranya Fabiola mencoba mengabadikan hal hal yang tak lazim dari obyek obyek yang ditangkap yang bagi orang lain dianggap aneh tapi bagi Fabiola hal tersebut sungguh berbeda dan amat luar biasa, karena benda benda itu menyiratkan nilai seni.
Fabiola berbeda sekali dalam mengamati, menghayati benda benda itu dari kacamata estetik, baginya nilai nilai ini bisa diangkat dan dipresentasikan sebagai karya seni fotografi mikro, sungguh amat luar biasa dengan hasil yang bisa menimbulkan multi tafsir bagi yang melihatnya, dan tanpa disadari image yang dihasilkan membentuk karakter Chinese painting yang lama digelutinya.
Mencermati kejelian Fabiola dalam membidik obyek untuk dituangkan dalam karya karyanya saya teringat ucapan pematung Perancis Auguste Rodin (1840-1917) yang mengatakan “Bagi seniman tidak ada sesuatu yang jelek di alam” dan Fabiola telah membuktikan ucapan itu.
Bagi Fabiola dalam perenungan dan pencariannya ia menunjukan bahwa segala sesuatu obyek disekitarnya tak ada yang sia sia, dan karya karya yang dibuatnya menghadirkan getaran getaran filosofis menyangkut obyek obyek yang dipilihnya.
Ide ide penuangan dalam karya karyanya tidaklah tercetus dengan sendirinya tapi melalui suatu proses yang panjang dalam bentuk perjalanan spiritual yang dialaminya, mencari dan mempertanyakan Ke diri sendiri tentang siapakah seorang Fabiola. Dan pada akhirnya semua terjawab ketika Fabiola berkenalan dengan filosofi ENSO dan Wabi Sabi yang pada perkembangan selanjutnya sangat mempengaruhi pengembangan ide ide dalam karya karyanya.
Konsep filosofi Wabi Sabi yang merupakan konsep Buddhisme Zen dimana didalam Wabi Sabi diajarkan tentang kefanaan dunia dengan menyukai ketidaksempurnaan hidup. Wabi adalah cara untuk mengapresiasi suatu keindahan sementara Sabi penggambaran mengenai waktu yang mempengaruhi kerusakan, semisal barang barang lama yang sudah rusak dan akhirnya dipandang sebagai keindahan karena penuaan.
Melalui obyek obyek yang dibidiknya Fabiola ingin menghargai benda benda yang tak sempurna menjadikan sebuah karya yang sempurna.