Faradj Martak Sosok Dermawan Dibalik Kemerdekaan
beerita.id – Faradj bin Said bin Awad Martak, atau yang biasa dikenal Faradj Martak memang tidak setenar pahlawan kemerdekaan lainnya. Namun ternyata Faradj Martak memiliki jasa yang sangat besar dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia seperti yang akhir- akhir ini diabaikan dan dilupakan oleh sejarah Indonesia.
Faradj Martak lahir di Hadramaut Yaman pada tahun 1897 adalah seorang pengusaha Indonesia yang memiliki jiwa dermawan dan jiwa nasionalis yang sangat tinggi. Sebagai seorang saudagar yang mewakili NV Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened yang tak sedikit dari hartanya yang dihibahkan kepada negri Indonesia yang di cintainya baik berupa uang tunai maupun gedung gedung miliknya yang disumbangkan untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu rumah yang dihibahkan adalah rumah bersejarah yang berlokasi di jalan Pegangsaan Timur no 56 Cikini, Menteng Jakarta Pusat (sekarang menjadi Jalan Proklamasi) di tempat Monumental inilah teks Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno.
Bukti otentik surat ucapan terima kasih negara atas hibah rumah Proklamasi yang dikeluarkan oleh mentri Pekerjaan Umum pada tahun 1950, yaitu Ir. Mananti Sitompul (dengan tanda tangan dan stempel resmi Kementrian Pekerjaan Umum) berjudul Pernyataan Terima kasih Pemerintahan RI yang berbunyi : “Dengan jalan ini maka Pemerintah RI menyatakan ucapan Terima kasih serta penyatakan penghargaan kepada saudara Faradj bin Said Awad Martak di Jakarta, yang telah membantu Pemerintah tersebut dalam usahanya “MEMBELI” beberapa gedung di Jakarta, antara lain gedung Pegangsaan Timur 56, gedung mana untuk Pemerintah sangat besar harganya berhubung dengan sejarah kelahiran Republik Indonesia “
17 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tepatnya tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional, dimana saat itu Faradj Martak yang sangat dekat dengan Ir. Soekarno tampil sebagai donatur terbesar berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI) peristiwa ini hampir tidak pernah disebut dalam proses sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia.
Faradj Martak meninggal dunia pada usia 65 tahun di kota Aden Yaman, inilah sekelumit kisah kedermawanan Faradj Martak seorang donatur kemerdekaan yang sangat berjasa dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.