Gita Orlin Sulap Batik Surabaya Jadi Lebih Glamor dan Elegan
beerita.id – Batik memang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Hampir di tiap penjuru daerah negeri ini menghasilkan karya batik yang luar biasa dan beragam. Bahkan, batik juga menjadi media dalam menunjukkan identitas dan juga ciri khas sebuah wilayah. Tak terkecuali Surabaya.
Kota yang menyandang julukan Kota Pahlawan ini pun punya batik dengan corak dan motif yang memilki karakteristik tersendiri. Hal itu pula yang akhirnya menarik Gita Orlin untuk merancang busana dengan menggunakan batik Surabaya.
“Design saya kali ini terinspirasi dari kain-kain batik Surabaya dengan motif Kintir kintiran, Gembili Wonokromo, Abi Boyo, Bunga Bungur, Sparkling Surabaya, dan Remo Surabaya,” ujar designer asli Jawa Timur yang sudah berkancah di internasional itu.
Gita Orlin menamai rancangannya kali ini dengan judul “Culture of Festivity” yang memiliki arti perayaan busana dengan budaya. “Jadi di rancangan kali ini saya memodifikasi kain-kain Batik Surabaya menjadi pakaian yang lebih glamour namun tetep elegan,” tutur wanita lulusan ilmu hukum itu.
Perempuan yang sudah mencicipi panggung New York Fashion Week itu merancang batik Surabaya sangat ciamik. Dengan menggunakan cutting full klok, loose dress,blazer, inner, rok tutu ,blouse & Pallazo di-mix and match ditambah aksen detail embroidery, payet dan swarosvki. Serta tak ketinggalan beberapa aksen untuk mempermanis penampilan turut dimunculkan dalam busana seperti lengan puffy, lengan frill dengan detail yang unik dan tetap dengan ciri khas Gita Orlin yg lebih menonjolkan sisi feminim para pemakai koleksinya. Untuk material tambahannya kain batik Surabaya ini dipadu padankan dengan menggunakan kain shimer silk, organza, duchess, dan lace santyli.
“Koleksi terbaru ini dapat digunakan di segala kesempatan baik utk acara santai, semi formal dan acara formal lainnya. Seperti acara-acara perayaan, sertijab, acara wedding party, birthday party & acara-acara Ceremony lainnya. Design saya ini bisa digunakan wanita mulai usia 15th-65th,” ujarnya sembari memperihatkan rancangannya.
Koleksi yang berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) ini akan dipamerkan di event IN2MF yang diselenggarakn di Jakarta akhir Oktober mendatang. Mengingat IN2MF juga diikuti peserta dari beberapa negara, Dekranasda berharap batik Surabaya bisa lebih dikenal luas dan merambah pasar internasional.
“Ini salah satu upaya kami mengenalkan kualitas batik Surabaya yang bisa dipakai dalam acara apapun,” kata Ketua Dekranasda Kota Surabaya Rini Indriyani saat konferensi pers di Balai Kota Surabaya.
Di event ini Gita mengeluarkan 10 look, dengan warna-warna yang dominan nude, sampagne, teracota,merah dan hijau. Ia berharap dibawanya enam motif batik Surabaya sebagai langkah mengenalkan keanekaragaman wastra Indonesia kepada masyarakat dunia. Bahkan salah satu batik yang dibawa yaitu Abiboyo terdapat motif patung Suro dan Boyo yang menjadi ikon kota Surabaya.
Karenanya, dia berharap produk batik yang dirancang olehnya dan dikerjakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Pemerintah Kota Surabaya bisa naik kelas.
“Target pasar tentu kami sebagai fesyen desainer mendukung UMKM Surabaya bisa laris terjual, semoga bisa dikenal dan kalau laris nama UMKM Surabaya bisa terkenal di dunia,” ucapnya.