Lewat Karya Merekam Kehidupan orang Kulit Hitam di Amerika

beerita.id – Terlahir pada tanggal 7 September 1917 di kota Atlantic, New Jersey, Amerika, dengan nama Jacob Armstead Lawrence. Ia menghabiskan masa kecilnya di Philadelphia, pada tahun 1924 ketika orang tuanya bercerai ia berpisah dengan ibunya, ibunya menitipkan Jacob Lawrence bersama dua adiknya di panti asuhan di Philadelphia.
Saat berumur 13 tahun ia dan saudara-saudaranya pindah ke New York dan bertemu kembali dengan ibunya. Jacob Lawrence mulai diperkenalkan dengan dunia seni ketika ibunya mendaftarkan Lawrence di kelas sepulang ia sekolah di rumah pemukiman seni dan kerajinan di Harlem, tempat ini disebut Utopia Children’s Center.

Setelah putus sekolah di usianya yang ke 16, Jacob Lawrence bekerja di binatu dan percetakan. Ia lalu melanjutkan sekolah seninya, ia mengikuti kelas di Harlem Art Workshop, di sini ia mendapat pelajaran dari Seniman Afrika-Amerika terkenal yaitu Charles Alston. Alston mendesaknya untuk menghadiri Harlem Comunity Art Center yang dipimpin oleh pematung Augusta Savage.
Dalam karya-karyanya Jacob Lawrence menggunakan judul deskriptif, pola, dan blok warna yang hidup, figur serta bentuk yang disederhanakan, menyaring narasi epik menjadi gambar yang kuat, gaya tersebut diterapkan pada topik yang berkisar dari kehidupan lingkungan hingga pengalaman buruh industri orang-orang berkulit hitam hingga gerakan Hak-Hak sipil, ini semua menjadi ciri karyanya sepanjang kariernya sebagai seorang pelukis.
Ketika perang Dunia ke II berkecamuk antara tahun 1940 dan 1941 Laurence sibuk mempelajari, mendengarkan, dan melukis tentang migrasi besar yaitu para nigran yang berkulit hitam yang pindah dari pedesaan di selatan ke kota-kota industri di Midwest dan Timur Laut ini terjadi antara tahun 1915-1950 an. Laurence menyatakan bahwa ia adalah “Anak dari migrasi besar”, yang membentuk jalan hidupnya sendiri dan kehidupan sesama orang Afrika-Amerika.
Migrasi besar ini memberinya keuntungan geografis, karena Harlem lah yang saat itu berada di tengah-tengah curahan budaya dan intelektual yang populer di istilahkan sebagai Harlem Renaissence (1920an-1930an) yang menginspirasi untuk berkarya seni, saat itu Jacob Lawrence mengatakan ” Semua orang di jalanan ini dengan warna yang beragam, begitu banyak pola, begitu banyak gerakan, begitu banyak warna, begitu banyak vitalitas, begitu banyak energi”. Tekstur Harlem, juga dinamika naratif lagu-lagu, kisah al kitab, dan khotbah-khotbah, juga kisah perjalanan tetangganya menuju Utara dari semua inilah yang membentuk pendekatan Laurence terhadap seni, ia menyadari bahwa melalui lukisan-lukisannya ia juga dapat menyuarakan pengalaman rakyatnya. “Saya memiliki palet yang sangat sederhana. Saya mengecat semua panel dengan warna kuning, hijau, biru sehingga semuanya sama. Saya tidak mencampur warna. Saya membiarkannya murni, apa adanya karena saya ingin rangkaian tersebut menjadi satu kesatuan”.

Dengan bakat yang menonjol sebagai seorang seniman, ia merekam Kisah kehidupan orang kulit hitam di Amerika melalui goresan- goresan lukisannyalukisannya, “saya tidak memandang kisah orang kulit hitam di Amerika sebagai pengalaman yang terpisah dari budaya Amerika, tetapi sebagai bagian dari warisan dan pengalaman Amerika secara keseluruhan “, kata Lawrence, meskipun ia tumbuh dewasa sebelum gerakan hak-hak sipil memberi Orang-orang Afrika-Amerika hak-hak yang telah lama ditentang.
Saya bekerja sangat cepat dari konsep dan gambar hingga penyelesaian karya, bahan yang saya gunakan seperti cat tempera yang cepat kering dan panel papan keras murah dan sesuai dengan metode kerjanya. Lawrence berhasil memetakan jalur yang unik, menceritakan kisah-kisah pedih tentang migrasi, perang, dan penyakit mental yang membawa pengaruh yang kuat bagi Seniman Afrika-Amerika. Karya-karya Lawrence berbicara secara dramatis, grafis, dan mengharukan kepada pemirsa dari semua warna dan keyakinan. Dalam panel karyanya yang ia beri judul ‘Di Utara kaum negro memiliki fasilitas pendidikan yang lebih baik’ yang menggambarkan tiga gadis muda berdiri berdampingan menghadap papan tulis, lengan kanan mereka terentang saat berlatih menulis angka. Adegan tersebut terdiri dari bentuk-bentuk geometris dengan persegi panjang membentuk papan tulis abu-abu serta dinding kelas berwarna coklat. Ini mengingatkan pengalaman Lawrence yang mendapatkan pendidikan yang lebih baik, hal ini dimungkinkan karena orang tuanya berimigrasi ke utara. Melalui penceritaan visualnya yang hidup dan mudah dipahami maka pada tahun 1942 karyanya di Akuisisi oleh Museum of Modern Art, karya-karyanya dianggap mudah di pahami, Lawrence berhasil menyajikan kekayaan dan kompleksitas sejarah dan budaya Afrika-Amerika, baik kepada komunitasnya maupun kepada dunia. _Keyakinan saya adalah, bahwa hal yang paling penting bagi seorang seniman adalah mengembangkan suatu pendekatan dan filosofi tentang kehidupan, jika ia telah mengembangkan filosofi ini, ia tidak meletakkan cat di atas kanvas, ia meletakkan dirinya sendiri di atas kanvas. tuturnya. Selama karirnya Jacob Lawrence banyak mendapat penghargaan diantaranya ia mendapat medali Spingarn oleh NAACP atas prestasinya yang luar biasa, ia dianugerahi Medali Seni Nasional AS, dianugerahi penghargaan tertinggi negara bagian Washington The Washington Medal of Merit dan lain-lain.
The New York Times menggambarkan sebagai ‘Salah satu pelukis figuratif modern terkemuka di Amerika’ dan “salah satu pencatat visual paling bersemangat tentang pengalaman orang Afrika-Amerika”.
Sebelum kematiannya ia pernah berujar _”Bagi saya, sebuah lukisan harus memiliki 3 hal yaitu universalitas, kejelasan, dan kekuatan. Kejelasan dan kekuatan agar lukisan itu bagus secara estetik. Universalitas agar lukisan itu dapat dipahami oleh semua orang.
Pada tahun 2005, Dixie Cave sebuah gambar kuas dan tinta karya Jacob Lawrence tahun 1948 dipilih untuk menunjukkan undang-undang hak sipil tahun 1964 dalam panel perangko AS untuk memperingati tonggak sejarah gerakan Hak-Hak sipil.
Jacob Lawrence terus melukis sampai beberapa minggu sebelum kematiannya dan akibat dari penyakit kanker paru-paru yang dideritanya pada tanggal 9 Juni 2000, pada usia 82 tahun Jacob Lawrence menghembuskan nafas yang terakhir di Seatle, Washington, Amerika.
Pada bulan Mei 2007 Asosiasi sejarah gedung putih membeli lukisan karya Jacob Lawrence berjudul The Builders (1947) di pelelangan seharga 2,5 juta dolar dan lukisan ini di pajang di ruang hijau gedung putih sejak tahun 2009.