beerita.id – Kota Paris tak hanya menara Eiffel saja. Banyak bangunan megah serta arsitektur yang ciamik di sana. Tak heran kalau kota cantik itu mendapat julukan The City of Love dengan jalan jalannya yang romantis, juga café café dan patung serta Monumennya.

Salah satu monumen yang sangat terkenal di Kota Paris adalah Arch de Triomphe atau monumen kemenangan yang berdiri di Place Charles de Gaulle yang nama sebelumnya Place deI’Etoile. Terletak di ujung barat wilayah Champs-Elysees. Arch de Triomphe berada di tengah konfigurasi persimpangan jalan raya berbentuk bintang lima.
Moumen ini di bangun sejak tahun 1806 atas perintah Kaisar Napolion Bonaparte yang bertujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya.
Setelah kemenangan Kaisar Napolion pada Pertempuran Austerlitz tahun 1805 ketika tentara Perancis mengalahkan tentara gabungan Rusia-Austria yang dikomandani oleh Tsar Alexander I.
Proses penyelesaian konstruksi fondasi besar monumen ini memakan waktu selama 2 tahun pengerjaan. Ketika Napolion memasuki kota Paris dari arah barat bersama Arc Duchess Marie-Louise dari Austria pada tahun 1810 Kaisar Napolion sudah bisa melihat monumen ini terbentuk dari konstruksi kayunya.

Pada tahun 1811 arsitek dari monumen ini yaitu Jean Chalgrin meninggal dunia lalu pengerjaan pembangunan monumen ini dilanjutkan oleh Jean-Nicolas Huyot. Pembangunan monumen ini sempat terhenti lama sampai dilanjutkan kembali pada masa Raja Louis-philippe pada tahun 1833-1836.
Arch de Triomphe yang memiliki tinggi keseluruhan 50 meter dan lebar 45 meter di resmikan pada tanggal 29 Juli 1836, sebenarnya monumen ini terinspirasi oleh Arch of Titus di Roma Italia.
Jenazah Napoleon pernah di bawa melewati monumen ini dalam perjalanannya menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Invalides Paris tepatnya pada tanggal 15 Desember 1840. Dan juga di tempat ini sebuah makam prajurit tak dikenal juga di letakkan di bawah Arch de Triomphe dengan tujuan untuk mengenang para korban Perang Dunia pertama.