Goresan HamidHeadline

Pesan Damai Dalam Lukisan Agus Koecink

beerita.id – Banyak cara yang ditempuh Seniman untuk memprotes kekejaman perang, salah satu diantaranya yang paling monumental adalah pelukis besar Pablo Picasso. Ini terjadi ketika pada tanggal 26 April 1937 atas perintah jendral Franco, angkatan udara Jerman melakukan pemboman di kota Guernica di Basque, Spanyol.
Picasso tergerak untuk melakukan protes atas penghancuran kota Guernica, ia mengungkapkan kegusaran nya lewat sebuah karya yang ia beri judul “Guernica” karya ini dikerjakan dengan bahan minyak diatas kanvas, dengan lebar 3,49 meter dan panjang 7,76 meter. Setelah pemboman kota Guernica Picasso mulai mengerjakan sketsa awal pada Mei 1937 dan lukisannya sendiri selesai pada akhir Juni 1937. Picasso dengan lantang mengatakan “Kebencian saya terhadap kasta militer yang telah menenggelamkan Spanyol dalam lautan kesakitan dan kematian”.

Guernica menggambarkan kehancuran dan penderitaan akibat perang, lukisan itu kini di simpan di Museum Reina Sofia di kota Madrid, lukisan ini telah menjadi simbol anti perang yang ikonik dan salah satu lukisan anti perang yang paling mashur yang tercatat dalam sejarah. Protes terhadap perang lewat karya seni tidak berhenti pada karya Picasso ‘Guernica’ tapi banyak sekali pelukis yang menggambarkan protes tentang perang yang mengerikan yang terjadi sampai saat ini.
Beberapa hari lalu ketika saya melihat sebuah pameran yang bertajuk mimesis yang memamerkan karya-karya dari perupa Agus Koecink ternyata pelukis Agus Koecink juga membuat beberapa karya yang bertemakan anti perang yang ia beri judul “Stop War”. Rupanya sebagai Seniman Koecink memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang berbau kemanusiaan, melalui karyanya ia ingin memberi sebuah pesan yang bisa menjadikan pembelajaran bahwa perang maupun konflik tidak ada gunanya, yang ada hanya dampak negatif yang ditimbulkan. Perang hanya membuat bencana yang sangat mengerikan.
Agus Koecink dengan coretannya yang spontan dan kuat menggambarkan empat serdadu yang duduk di dalam tank dengan membawa senapan yang ujungnya diberi tanda cinta sebagai arti perdamaian, disini Koecink ingin mengungkapkan bahwa bukan tentara yang jahat melainkan perang itu sendiri dan orang-orang yang ingin memulai perang tersebutlah yang membuat penderitaan. Disekeliling tank berjejer burung-burung yang memberi pesan damai digarap dalam komposisi yang seimbang.
Dua karya yang ia beri judul ‘Stop War’ dengan menggunakan warna-warna cinta yang manis dan sejuk cukup menggambarkan bahwa perdamaian sendiri adalah dambaan setiap manusia dan perdamaian berarti Stop War, seperti kata orang bijak yang mengatakan bahwa perang bisa dimainkan dengan senyuman di wajah, tapi tidak ada tawa dihati. Maka berhentilah untuk berperang.

Related Articles

Back to top button