Headline

Nike Ardilla Seberkas Sinar yang Tak Jua Padam

Beerita.id – kita yang besar di era 80 dan 90an pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Cut Irna sebagai model, Nicky Astria sebagai diva, dan Meriam Bellina sebagai bintang film papan atas. Tapi apakah kita mengenal orang yang bisa memadukan ketiga talenta fantastis tersebut? Yup betul sekali, dia adalah Nike Ardilla.

Mojang bandung yang memiliki nama lengkap Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi, atau yang lebih dikenal dengan Nike Ardilla, lahir pada 27 Desember 1975. Segudang prestasi berhasil disabet oleh Keke -nama panggilan Nike- saat kecil, jadi tidak heran kalau tokoh musik Deni Sabrie mengatakan kalau Nike merupakan perpaduan dari Nicky Astria, Meriam Bellina dan Cut Irna.  

Awal mula karier Nike dimotori oleh ibundanya Nining Ningsihrat dengan memasukkan Nike ke dalam Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI). Di organisasi itu lah Nike akhirnya bertemu dengan musisi senior Deddy Dores.

Bahkan tak lama dari pertemuan, Deddy langsung membuat album pertama untuk Nike bertajuk “Seberkas Sinar”, yang sukses mengambil hati pendengar musik Indonesia dengan penjualan 500.000 kopi.

Tidak berhenti di album pertama, album kedua Nike yang berjudul “Bintang Kehidupan” juga meledak di pasaran. Itu membawanya ke deretan artis papan atas dengan penjualan fantastis sebanyak dua juta kopi.

Foto id.wikipedia.org

Selain bernyanyi, dara cantik itu juga mendalami dunia peran. Nike mendapatkan tawaran layar lebar pertama dengan langsung beradu akting bersama artis papan atas indonesia. Film pertama yang dibintangi oleh Nike berjudul “Kasmaran” yang juga dibintangi oleh Ida Iasya dan Slamet Rahardjo. Batu loncatan di Kasmaranlah yang menjadikan dia mendapatkan peran utama di Film “Ricky Nakalnya Anak Muda”.  

Dalam dunia model pun nama Nike Ardilla tidak bisa dianggap remeh. Segudang prestasi dia miliki. Salah satunya saat menjadi pemenang favorit ajang bergengsi Gadis Sampul di tahun 1990. Sejak saat itu paras ayunya sering terlihat di berbagai media.

Sayang di puncak karirnya, “Neneng” nama panggilan lain Nike, mengalami kecelakaan tunggal lalu lintas di jalan R.E Martadinata, Bandung pada 19 Maret 1995. Mobil sedan biru metalik miliknya menabrak pohon dan bak beton sampah.

Nike yang saat itu dikawal oleh manajernya, Sofiatun, mengalami luka parah di kepala dan memar di dada. Nyawanya tak terselamatkan. Dunia musik Indonesia berduka. Banjir air mata mengantarkan kepergian sang diva

Namun, meski jasadnya telah menyatu dengan bumi, karyanya tetap abadi terkenang. Asia Week Magazine mengutip kalimat satir In Dead She Soared atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”. Karena setelah kematiannya, publik masih saja terus terbius oleh karya gadis yang mempunyai tinggi badan 165 cm ini.

Bagi penggemar yang kangen dengan Nike, bisa diobati dengan mengunjungi museum Nike Ardilla di Jl. Soekarno-Hatta, Bandung. Disana tersimpan rapi barang peninggalan Nike, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Back to top button